Jumat, 20 Juni 2014

Analisis Kurikulum 2013....




Kurikulum dalam tataran teknis adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.  Pada suatu kurikulum memiliki tujuan, isi dan struktur kurikulum, strategi pelaksanaaan pelaksanaan belajar mengajar (PBM) dan evaluasi. Kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses PBM dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Kurikulum baru yang dikenal dengan kurikulum 2013 memiliki landasan yuridis sebagai berikut :
        Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,
        Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
        Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan, dan
        Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 54 tahun 20013 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan

Peraturan Pemerintah (PP) 32 tahun 2013 adalah perubahan atas peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Beberapa landasan perubahan dari PP19 yang kemudian menjadi PP 32 berdasarkan beberapa alasan, di antaranya:
1.         Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah bayang-bayang resesi dunia.
2.         Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada
3.    Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia
4.         Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran berkaitan dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar.
5.         Berbagai kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi, termasuk masih adanya kecurangan di dalam Ujian Nasional/UN menunjukkan mendesaknya upaya menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi
6.         Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata mempengaruhi secara negatif lingkungan alam.
7.         Hasil studi PISA (Program for International Student Assessment), yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA, menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara.
8.         Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi



 Masalah ancaman disintegrasi bangsa diimplementasikan dalam PP 32 dengan :

1.         menjadikan semua perangkat pembelajaran seragam secara nasional, kecuali pada bagian tertentu di  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Pada PP 19, setiap daerah , bahkan setiap sekolah boleh membuat silabus sendiri. Pada PP 19, pemerintah hanya memberi Standar kompetensi lulusan, sisanya dikembangkan sesuai kebutuhan daerah. Bahkan kurikulumnya pun diberi nama sesuai dengan nama sekolah yang membuat kurikulum itu sendiri, misalnya Kurikulum SMAN 1  Bogor, Kurikulum SMPS Bintang Kejora, Kurikulum SDN Cingcangkeling dan lain sebagainya.
2.         Menjadikan Ekstrakurikuler Pramuka menjadi ekskul yang wajib diikuti oleh semua peserta didik. Pramuka dikenal memiliki sistem pembinaan yang kental dengan semangat nasionalisme. Semangat yang dianggap dapat memelihara persatuan bangsa. Pada PP 19 ekskul ini hanyalah menjadi ekskul pilihan dari sekian banyak ekskul.
3.         Mengembalikan Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada PP 19  menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, karena diyakini Pancasila-lah pemersatu bangsa.
4.         Menambah jam pelajaran Sejarah Indonesia yang semula hanya 1 jam menjadi 2 jam untuk jurusan IPA  dan 5 jam untuk jurusan IPS di tingkat SMA.

Perubahan jam pelajaran:

1.            Ditambahnya mata pelajaran agama menjadi tiga jam sepekan lebih satu jam dari kurikulum sebelumnya.
2.      Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap (spiritual dan sosial), keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum sebelumnya (KBK dan KTSP) terdapat pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk ketarampilan dan pembentuk pengetahuan. Misalnya, pada kurikulum sebelumnya, kompetensi spiritual dan budi pekerti adalah kompetensi yang hanya ada pada mata pelajaran agama. Pada kurikulum baru ini guru mata pelajaran Matematika harus memiliki perangkat penilaian  yang akan menilai tingkat kesolehan siswanya. Pemerintah memiliki keyakinan, kurang pelajaran akhlak mulia menyebabkan krisis multi dimensial di masyarakat. Jadi pada kurikulum ini ada empat kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik pada semua mata pelajaran :
  1. Kompetensi spiritual, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Sikap Sosial, berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta bertanggung jawab
  3. Kompetensi pengetahuan, berilmu
  4. Kompetensi Keterampilan , cakap dan  kreatif 

Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbandingan kompetensi yang harus dikuasai  pelajaran agama dan matematika pada kurikulum KTSP (lama) dan kurikulum 2013.

KOMPETENSI INTI (KI) YANG HARUS DIMILIKI SISWA
PP 32 tahun 2013 tentang SNP
KI Agama(2013)
KI Matematika (2013)
KI(SK)Matematika KTSP(PP 19 2005)
Sikap Spiritual
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial
berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta bertanggung jawab

Mengembangkan  perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif), menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif), menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia

Pengetahuan
berilmu

Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma
Keterampilan
cakap dan  kreatif

Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan


Kompetensi mata pelajaran agama tidak mengalami perubahan pada kurikulum 2013, berbeda dengan mata pelajaran Matematika. Pada kurikulum baru ini, guru Matematika harus mengembangkan model evaluasi yang juga akan menilai kompetensi sikap spiritual  dan perilaku, bukan hanya pengetahuan matematikanya saja.

Rendahnya peringkat pelajar Indonesia pada hasil studi PISA dan TIMSS diyakini bukan karena pelajar Indonesia rendah kualitasnya, namun karena silabus dalam kurikulum pendidikannya tidak “sama” dengan silabus di negara-negara  peringkat teratas .  Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi dari hasil ini hanya satu, yaitu: yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan zaman à penyesuaian kurikulum. Jadi kurikulum 2013 adalah kurikulum yang disesuaikan dengan kurikulum global.
Peran Guru 
Pergeseran peran guru dari instruktur menjadi fasilitator.

Untung-rugi kurikulum 2013 bagi Umat Islam:

Kurikulum 2013 secara azas tidak berbeda dengan azas kurikulum-kurikulum yang lalu. Bangsa kita sejak kemerdekaan telah mengalami 11 pergantian kurikulum, dan semuanya tentu saja tidak berlandaskan Islam. Dilihat dari usia, kita adalah produk kurikulum 1973, 1975,1984, 1994,1997,2004,2006.Islam dianggap hanya mengatur masalah peribadatan tapi tidak mengatur masalah keduniawian.  Produk kurikulum 2013 pun tidak akan jauh berbeda dengan produk kurikulum sebelumnya.

Bagaimana dengan langkah penambahan jam pelajaran agama dan menjadikan kompetensi spiritual serta perilaku baik menjadi kompetensi semua mata pelajaran? Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut, Pertama, agama seperti biasa diberi tugas ‘membersihkan piring kotor’ bekas pesta pora sekulerisme. Sex bebas, tawuran, penggunaan obat-obat terlarang dan berbagai kenakalan remaja yang lainnya dilahirkan oleh sistem sekuler ini. Para guru, bukan hanya guru agama diberi beban agar mengajari anak didiknya dengan nilai-nilai baik, sementara sistem terus mencekoki dengan  isme kebebasan bertingkah laku. Kedua, sistem sekuler juga butuh manusia yang berkarakter baik, manusia yang menganggap bermuamalah dan bersedekah dengan uang riba adalah perbuatan mulia. Manusia merasa sangat dekat kepada Allah SWT karena melakukan sholat istikhoroh sebelum memutuskan perkara pidana berlandaskan KUHAP buatan Belanda. Manusia yang merasa mendapat pahala karena merasa bermanfaat bagi manusia yang lain ketika membuat peraturan perundang-undangan dengan azas manfaat. Ketiga, Sebetulnya tidak dituntut adanya hubungan antara kompetensi spiritual dengan kompetensi pengetahuan. Guru Biologi tidak dituntut untuk mengatakan teori Darwin bertentangan dengan akidah Islamiah, Guru Ekonomi tidak dituntut untuk mengatakan bahwa  riba adalah muamalah yang batil. Mereka hanya dituntut untuk mengingatkan akan sholat, berbuat jujur, sopan-santun kepada orang tua dan aktifitas akhlaqiyah lainnya. Tentu saja ini sekulerisme. Keempat, dalam dunia sekuler, materi pelajaran agama pun disesuaikan dengan semangat pemisahan agama dari kehidupan.Misalnya: pelajaran agama kelas X pada Bab Perkembangan Islam pada Masa Modern, tokoh sekuler seperti Sayid Ahmad Khan, pendiri Universitas Aligarh,  dianggap sebagai tokoh yang berjasa memajukan pendidikan di dunia Islam, Mustafa Kemal At-Turk  disebut sebagai pendiri Turki Modern berjasa memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Turki.

Penyeragaman kurikulum pendidikan di seluruh negeri adalah tindakan khas sebuah ideologi. Tindakan tersebut untuk menyebarluaskan isme serta melindungi anak didik dari pemahaman yang mengancam eksistensi ideologi. Pada kurikulum sebelumnya setiap daerah dapat memasukkan beberapa mata pelajaran yang dianggap perlu. Selain bahasa daerah, beberapa provinsi memasukkan mata pelajaran membaca Al-Qur’an. Dalam kurikulum baru ini,  bahasa daerah  tersingkirkan, namun karena adanya protes dari elemen pencinta budaya daerah, bahasa daerah kembali masuk struktur kurikulum bahkan dengan penambahan satu jam pelajaran. Tinggal Al-Qur’an yang ditinggalkan, tidak ada ruang baginya menjadi sebuah mata pelajaran dalam kurikulum 2013. inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

Pelajaran sejarah adalah pelajaran yang paling berjasa untuk mengangkat seorang penjahat menjadi pahlawan, atau sebaliknya seorang pahlawan terjun menjadi penjahat. Dalam sebuah peperangan, pemenang perang akan menjadi pembela kebenaran dan mereka yang kalah adalah pembela kebatilan. Kapitalisme sampai saat ini masih memegang status juara bertahan, maka sejarah yang dibuat sekarang akan menjadikan kapitalisme dengan segala turunannya sebagai pembela kebenaran, pembawa peradaban, selain itu tidak beradab. Penambahan jam pelajaran sejarah yang semula hanya satu jam menjadi lima jam, menunjukkan kecerdikan sang pembuat kebijakan yang memahami betapa pentingnya mata pelajaran sejarah dalam mengokohkan ideologi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar