Kamis, 14 Agustus 2014

Rapuhnya Ikatan Kepentingan

Manusia, makluk sosial yang tidak bisa menyelesaikan permasalahan hidupnya sendirian. Urusan hidupnya begitu kompleks. Manusia tidak merasa cukup dengan terpenuhi kebutuhan jasmaninya saja. ia memiliki naluri dan akal yang membuat hidupnya dinamis. Seringkali untuk mencapai kepentingannya, manusia berkelompok atau berikatan.  maka kita mengenal ada ikatan kesukuan, ikatan kebangsaan, ikatan kemaslahatan/ kepentingan, ikatan kerohanian, dan ikatan ideologi ( ikatan mabda').

Ikatan kesukuan biasanya terjadi pada masyarakat yang pemikirannya sempit. Ini mirip ikatan kekeluargaan dan hanya sedikit lebih luas. Basanya ikatan ini muncul karena pada dasarnya manusia ingin mempertahankan diri , yang kemudian muncul dalam dirinya keinginan berkuasa. maka jika kesadarannya meningkat dan pemikirannya berkembang, bertambah luaslah wilayah kekuasaannya hingga ingin keluarga dan kerabatnya berkuasa. selanjutnya jika pemikirannya terus berkembang dan makin luas kekuasaanya, ia ingin sukunya menjadi penguasa di suatu negeri. kalau bisa bahkan menguasai bangsa-bangsa yang lain.  Ikatan ini lemah karena pada dasarnya didalam intern keluarga tersebut terjadi persaingan antar anggota keluarga untuk menjadi pemimpin, demikian berlanjut dengan persaingan antar keluarga. Demikian seterusnya keinginan untuk berkuasa itu menjadi sifat ta'asshub ( fanatisme golongan).

Ikatan kebangsaan muncul pada saat pola fikir manusia mengalami kemerosotan. Naluri mempertahankan diri yang ada pada sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu wilayah ini, biasanya tumbuh ketika ada ancaman dari pihak asing  untuk mempertahankan eksistensi mereka dan jika ancaman dirasa sudah hilang, maka berkuranglah kekuatan ikatannya.

Ada lagi jenis ikatan yang biasanya digunakan oleh sebagian orang untuk mencapai tujuan, yaitu ikatan kemaslahatan atau ikatan kepentingan. Karena dasarnya adalah kepentingan, maka sifat ikatan kemaslahatan ini sangat temporal. Peluang terjadinya tawar menawar ( transaksional) juga tinggi karena yang ingin diwujudkan adalah kemaslahatan bersama. Maka pastinya, eksistensi ikatan ini akan hilang pada saat tujuan kemaslahatan telah tercapai.  Para pendukunganya membubarkan diri dan tentu ikatan ini sangat berbahaya. istilahnya, " tidak ada kawan dan musuh abadi, yang ada adalah kepentingan abadi". Jika hari ini kita sama kepentingannya, ya kita join tapi jika sudah tidak ada keperluan untuk bersama, kita bercerai.

Ikatan kerohanian yang tidak memiliki aturan hidup seringkali muncul dalam masyarakat kita. Kegiatannya hanya bersifat spiritual saja. Parsial dan tidak berkaitan dengan kemaslahatan sehari-hari. Ikatan seperti ini juga tidak bisa eksis karena ketika manusia menyelesaikan urusan hidupnya ikatan ini tidak bisa dipakai.

Ikatan yang paling kuat dalam mengikat manusia sesungguhnya adalah ikatan ideologis.Ikatan ini berasal dari sebuah pemikiran dasar yang mengakar dalam diri manusia.Pemikiran dasar tersebut menghasilkan aturan hidup sehingga  bisa memecahkan problematika hidup manusia secara keseluruhan. Pandangan dan jalan hidup manusia diatur oleh ideologi ini. Maka biasanya ikatan ini kuat, dan pengikutnya militan.mereka memiliki prinsip yang radikal dan sanggup berkorban untuk menerapkan prinsip dan ideologinya, bahkan menyebarluaskannya ke seluruh masyarakat. Sebutlah ideologi kapitalisme yang berasal dari paradigma sekulerisme. Di gagas oleh para intelektual sejak masa Renaissance  sebagai protes terhadap kalangan gerejawan yang memaksakan dogma gereja ke dalam kancah kehidupan. Prinsip jalan tengah/kompromi menjadi prinsip utama dalam sekulerisasi. Demokrasi dengan kebebasan di dalamnya menjadi pilar pilar pembangunnya.Ideologi ini kuat mencengkeram kehidupan dunia saat ini. siapapun yang ada dalam masyarakat baik setuju atau tidak akan tergulung dalam sistem yang dipegang kuat oleh negara adidaya saat ini.tak peduli apapun suku, agama, ras dan bangsanya. Ideologi selamanya bersifat ofensif, dia senantiasa menjadikan pemegangnya bergolak dan mendidih jiwanya untuk terus mengembannya. Jika bukan dipegang oleh negara, sesungguhnya ia tidak pernah mati dalam jiwa manusia pengembannya.

Itulah mengapa  islam ideologi sangat ditakuti oleh para penegak kapitalisme. Karena ia mengancam eksistensinya sekalipun masih dipendam dalam jiwa jiwa. Upaya untuk memisahkan islam dari ideologinya senantiasa dilakukan dengan berbagai cara, negosiasi maupun pemaksaan. Ideologi kapitalisme dinegosiasikan dengan ide demokrasi dan dipaksakan dengan imperialisme dan devide et impera. mari kita lihat kenapa di Asia masyarakat damai saja, karena demokrasi masih dipakai sebagai jalan untuk mengatur hidup manusia. dan mengapa di asia tengah dan negara arab senantiasa bergolak? karena di sana demokrasi tidak bisa menjadi alat untuk menegosiasi masyrakat. Imperialisme adalah jalannya. Ideologi tetaplah ideologi. Jika masayarakat itu seperti air dalam sebuah periuk, ideologi ibarat api yang memanaskan tungkunya.Ia akan memanaskan air itu hingga mendidik dan mengangkat tutup periuk itu, menguapkan air didalamnya. Ia akan mengikat dan membangkitkan manusia. Manusia yang memiliki pemikiran politik yang bisa memahaminya.