Jumat, 26 Juli 2013

DAKWAH ITU ... ENERGI



“DAN SIAPAKAH YANG LEBIH BAIK PERKATAANNYA DARIPADA ORANG ORANG YANG MENYERU KEPADA ALLAH, DAN BERAMAL SHOLEH DAN MENGATAKAN SESUNGGUHNYA KAMI TERMASUK ORANG ORANG YANG BERSERAH DIRI”

Usianya 45 tahun, seorang ibu berputra dua.Beliau mengidap penyakit jantung. Entahlah, gaya hidupnya sehat, sekali waktu saya bertandang ke rumah beliau yang asri di Mojokerto, selalu saja hidangan bermenu spesial beliau siapkan manis dimeja makan yang unik.Ada bening bayam, ikan goreng, nugget tahu, ayam balado, sambel tomat dan kerupuk.hmm yummy, apalagi sedang puasa gini, bayanginnya asyik juga.Beliau juga rajin menanam tanaman obat di halaman rumah yang tak terlampau luas, tak lupa buah buah tabulampotpun turut menyemarakkan teras berlantai merah itu. Hidupnya penuh ujian, beberapa kali dalam perjalanan dakwahnya beliau tertimpa musibah kecelakaan, dan tidak pernah sekalipun saya lihat wajahnya murung. Always energik seolah menyimpan beribu megawatt energinya.”kalau saya dakwah, saya langsung sembuh”, tegasnya sambil tersenyum. Putrinya tak jarang ditinggalkannya untuk tugas dakwah yang tidak dekat, kadang ke papua, ujungpandang, aceh dan beberapa tempat yang memerlukan waktu tak hanya sehari di tempuh.Saya belajar banyak dari beliau bagaimana cara memanajemen pendidikan putranya hingga tidak ada satupun yang terlantar. Tetap cerdas, santun dan shalihah. 

“Dakwah itu bikin awet muda”. Ah, itu teori dari mana? Itu teori saya. Teori yang saya buat karena melihat realitas betapa besarnya kekuatan ruhiyah. Jika pada usia dewasa manusia kebanyakan merasa cukup dengan kemapanan material, maka para pengemban dakwah lebih sibuk dengan update ilmu dan realitas masyarakat. Pikirannya tidak pernah mati, semangat berbaginya tak pernah terhenti.Dia akan fleksibe sekali dalam bergaul, masuk keorang tua nyambung dan nyaman, masuk ke remajapun asyikin ajah. Kenapa gitu? Yah karena dia tidak pernah ketinggalan berita.Ilmunya banyak karena dia terdorong untuk mencari demi dibagi kembali. Tujuannya kekal menuju keabadian, sehingga tak kecewa dengan sementaranya kegagalan. Tidak terhenti dengan ujian karena yakin setiap sakit akan dibalas dengan pahala.” Inna ma’al usri yusran, Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”. Semangatnya tidak padam,sehingga sekalipun usianya sudah jauh puluhan semangatnya masih belasan.Pantesan, wajahnya 10 tahun lebih muda dari usianya.Ga perlu cream anti aging atau operasi plastik, cukup air wudlu saja.

Dakwah itu bikin sehat. Yah karena ketika dilanda sakit dia berfikir ” Sakit boleh, tapi jangan lama lama. kalau aku sakit terus dakwahku bisa ga jalan, bagaimana ummat nanti? So aku harus sehat”. Tidak ada agenda manja dengan penyakit yang diderita, apalagi sampai trauma atau merana. Allah Maha Mencukupkan urusannya.

Dakwah itu bikin kaya. Ya, karena ketika ditimpa kesulitan dana , seorang pengemban dakwah akan berfikir, kalau aku ga ada dana, aku ga bisa dakwah. Bagaimana ummat nanti. Maka dia akan memutar otak agar bisa memperoleh rizki yang halal demi setiap kewajibannya terlaksana.Keyakinannya bahwa Allah maha pemberi rizki membuatnya tidak berputus asa dari usaha yang benar.Tak terbersit sedikitpun dalam hatinya untuk menempuh jalan haram demi memperoleh karuniaNya. Allah Maha Kaya.

Dakwah itu bikin pede. Dakwah adalah menyampaikan. Agar bisa menyampaikan, seorang pengemban dakwah harus belajar public speaking.Harus rajin berinteraksi dengan masyarakat, harus tahan dengan cemoohan dan celaan. “ Ah, anak kecil mau dakwah sama orang tua, ga pas, masih bau kencur”. “Ah sarjana kok mau mendakwahi doktor, ga level; "ah belum nikah kok menceramahi ibu ibu, ga kompeten”; “Ah ga punya duwit ko mau dakwah sama pengusaha sukses, nekad amat?”; “Ah rakyat jelata ko mau mendakwahi penguasa, mimpi kali yee, coba kalo dia yang duduk jadi penguasa bakalan beda tuh”. Banyak deh kalau mau bikin kuping panas mah. Semua itu sebenarnya Cuma bisikan syaitan yang ingin menjerumuskan manusia kedalam kerusakan.Memang dakwah butuh ilmu, tapi dakwah juga butuh keberanian.Pengemban dakwah akan melalui itu semua demi sebuah idealisme, yaitu kemaslahatan ummat.

Sungguh benar jika dakwah ibarat darah yang mengalir dalam tubuh manusia.Dia memberi energi bagi tubuh karena mengalir dengan membawa nutrisi terbaik bagi setiap bagian tubuh, membawa oksigen agar tubuh tetap segar, kembali ke jantung dengan membawa kotoran untuk di bersihkan kembali.Rupanya dalam setiap mekanisme yang Allah buat selalu terdapat pelajaran bagi manusia yang mau berfikir.

Bukankah dakwah juga begitu? Dia membawa petunjuk dari Allah untuk kemaslahatan hidup manusia? Bukankah dengan seruannya manusia bisa mengenal hidup lebih hidup, lebih maju dan mulia? Bukankah dakwah selalu membersihkan setiap kotoran pemikiran dan perilaku rusak ummat agar mereka selalu kembali ke jalan yang lurus?. Maka siapa lagi yang lebih baik daripada para pengemban dakwah yang selalu menyeru kepada Allah, beramal shaleh dan mengatakan sesungguhnya aku termasuk  orang yang berserah diri?

Setiap kita berkesempatan menjadi pengemban dakwah, asal tahu ilmunya. Ga harus punya banyak massa, ga harus keturunan kyai besar, ga harus keluarga pejabat. Ga harus.  Yang harus itu, menguasai ilmunya, mengamalkannya dan menyampaikannya. 

So, mau awet muda, awet sehat ?jadilah pengemban dakwah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar