Kamis, 12 September 2013

MASIH MINIMALIS? GA MUSIIIMMM



"Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya"

Hari ini saya dapat cerita menarik tentang sebuah organisasi yang berorientasi akhirat dan berisi orang orang yang “katanya” peduli dengan kemajuan ummat ini namun gerak yang dilakukan beberapa anggotanya sangat minimalis ( mungkin lagi musim model minimalis ya). Terkesan sambil lalu dan ga serius. Ada beberapa orang dari mereka berasal dari kalangan si sibuk, dengan banyak kegiatan kantor yang padat dan ada juga yang berasal dari kalangan si santai alias banyak waktu luangnya. Tapi simpulan saya dari beberapa pengamatan, tampak bahwa sibuk atau santai ternyata hampir tak berbeda influence-nya terhadap aktivitas mereka. Yang santai ada saja alasan untuk tidak optimal, yang sibuk sama juga alasannya banyak.Yang santai alasannya ga ada dana buat jalan koordinasi yang sibuk alasan tidak punya waktu. Padahal intinya sama, ga serius, ga meluangkan waktu khusus dan ga niat. 

Ini terbukti dengan adanya seorang anggota berprofesi tenaga medis yang berada di top management sebuah Rumah Sakit Negri, sibuk luar biasa namun sangat amanah. Bahkan menjadikan teman kerja sebagai partner dakwah, stafnya sebagai objek dakwah dan tidak segan segan menjalin sinergi dengan aktivis organisasi lain di lingkup Pemkab. Dan ada juga anggota yang terlihat tidak bekerja, memiliki dua putra yang sudah tidak merepotkanpun tetap saja tidak sanggup keluar rumah meski hanya untuk menuntut ilmu.

Saya jadi ingat sebuah notes,’” ketika muda kita banyak tenaga dan  waktu, tapi sedikit uang. Ketika dewasa, kita punya banyak tenaga, uang  tapi tidak punya waktu, ketika tua, kita punya banyak waktu, uang tapi tidak ada tenaga”. Apa yang sempurna dalam hidup di dunia fana ini? Tidak ada. Artinya kita tidak akan pernah berbuat kebajikan jika menunggu kesempurnaan. Termasuk dalam hal melaksanakan amanah.Baik itu amanah pekerjaan yang dibebankan kantor atau tempat bekerja, amanah sebagai pemimpin rumah tangga, amanah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, amanah tugas kuliah, amanah lain dalam hal ini tidak akan ada sikon yang benar benar pas untuk kita menyelesaikannya dengan baik. Terkadang kita harus melaksanakan amanah tersebut ditengah banyaknya ujian hidup, sedikitnya sumber daya, kesibukan yang tiada habisnya. Benar jika di sebutkan "Al wajaba aktsaru minal auqaat”, ( kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang diberikan.

Maka menunda waktu mengerjakan amanah, asal asalan atau minimalis dalam menjalankan amanah, prioritas prioritas yang tidak tepat itu semua merupakan penyakit yang harus sesegera mungkin ditinggalkan. Kita mesti jeli dengan diri kita sendiri, tidak membandingkannya dengan orang lain apalagi jika orang lain itu lebih malas daripada kita. Yang paling paham tugas kita harusnya ya kita sendiri, yang paling bisa menentukan prioritas   juga harusnya kita sendiri, yang menetapkan target sekuat kemampuan ya kita sendiri juga. 

 Jika untuk mengejar dunia yang fana saja kita berupaya maksimal, kenapa untuk mengejar akhirat yng sifatnya kekal, kita malah bersantai ria? Setiap kita adalah pemimpin, kitalah yang memimpin diri kita untuk optimal dalam kerja baik kerja duniawi maupun kerja akhirat.Setiap apa yang ada pada kita adalah amanah.kecerdasan itu amanah, kesehatan itu amanah, waktu, tenaga, harta juga amanah, bahkan islam yang kita peluk ini juga amanah. Setiap nikmat adalah amanah dan setiap amanah akan ditanyakan.di pengadilan akhirat nanti.Jadi sudah seyogyanya, amanah itu kita jaga dan manfaatkan sesuai perintahNya.

Sabtu, 07 September 2013

SETAN ITU BERNAMA GADGET



“Sesungguhnya setan telah mengatakan :’Demi keagungan-Mu, wahai Rabbku, aku tidak akan berhenti untuk menyesatkan hamba-hamba-Mu selagi roh mereka berada dalam jasadnya…’ (HR Ahmad dari Abu Sa’id).

Siapa di hari gini yang ga kenal gadget? Perangkat teknologi informasi terpopuler mulai dari pejabat hingga orang melarat, dari orang tua hingga anak anak dan dari para pekerja hingga pengangguran. Bedanya mungkin pada fisiltas di dalamnya saja. Namun sesederhana apapun fasilitasnya gadget tetap menjadi teman setia dalam setiap kesempatan. Istilahnya dimanapun tanpa gadget seolah mati gaya.  

Bukan setan kalau tidak mampu menggoda anak adam.Dia sangat kreatif dalam menciptakan modus modus penyesatan kepada hamba hamba Allah. Baik sejak sebelum si hamba memulai suatu perbuatan, pada saat berbuat dan jauh setelah perbuatan dilakukan.Jika belum berbuat , syetan selalu menahan seseorang untuk berbuat baik dengan keraguan dan ketakutan. Ah, ga usah sedekah, nanti hartamu berkurang, buat kebutuhan sendiri saja masih pas pasan, Ah ngapain datang di majelis ilmu, paling yang dibahas itu itu aja ga dapet apa apa”. Atau mendorong orang untuk mencoba coba perbuatan jahat, “udaaah sesekali hang out lah sama anak anak geje tuh, biar ga ketinggalan informasi”. Pada saat berbuatpun syaitan menghiasi perasaan seorang hamba dengan berbagai niat yang buruk dan menyimpang. Dan jauh hari setelah suatu perbuatan dilakukan, syetan menggoda manusia agar menceritakan kebaikannya atau mengenang perbuatan buruknya dan mengajaknya untuk mengulangi keburukan itu. Salah satu sarana yang dipake syetan dalam menggoda anak adam adalah dengan gadget.

Kalau kita mau renungkan, justru gadget sekarang seringkali telah menjadi penjelmaan setan itu sendiri. Chating, sms atau telepon, isinya menggunjing, bersayang-sayang dengan orang yang haram baginya, atau menyebar berita dusta.  Browsing membaca berita-berita gosip, melihat-lihat gambar dan video berbau porno, atau mendownload lagu baru, film dan game.

Memang sepertinya orang tidak berbuat apa-apa, tapi sebenarnya dosa jalan terus melalui gadget.  Kalaupun tidak melakukan yang berdosa seperti menggunjing, pacaran dan menyebar dusta, mereka  dekat dengan perbuatan yang diperintahkan Allah untuk ditinggalkan, yakni perbuatan sia-sia.  Allah SWT berfirman :

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ [٢٣:١]الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ [٢٣:٢]وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ [٢٣:٣]
“Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman.  Yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang sia-sia” (QS Al Mu’minun : 1-3).

Perbuatan sia-sia adalah perbuatan yang tidak kita sadari merugikan kita.  Dengan melakukan perbuatan sia-sia, waktu kita terbuang percuma.  Semestinya kita bisa menggunakan waktu tersebut untuk hal-hal lain yang bermanfaat dan mengerjakan perbuatan yang dapat mendatangkan pahala.  Bahkan perbuatan sia-sia dapat mengundang dosa, saat kita terlena dengannya sampai melupakan kewajiban-kewajiban kita.  Seperti terlalu asyik menonton film, chating, main game dan sebagainya sampai melewatkan waktu shalat.

Yang memprihatinkan, saat ini perbuatan sia-sia seakan menjadi tren.  Di angkot, alih-alih berzikir, lebih banyak orang yang memasang headset di telinganya, mendengarkan musik.  Di mana pun kita lihat orang yang sedang asyik dengan gadget.  Chating menjadi budaya, dari messenger-an, facebook, twitter sampai blackberry-an.  

Mengasyikkan, namun sangat disayangkan, waktu kita habis  sia-sia.  Padahal bagi seorang muslim, waktu adalah investasi yang paling berharga.  Dan waktu, tidak akan pernah bisa kembali.  Jangan sampai saat kita sudah di depan pengadilan Allah, baru kita menyesali kehidupan kita di dunia, seperti digambarkan Allah dalam QS. Al Fajr :
وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ ۚ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الْإِنسَانُ وَأَنَّىٰ لَهُ الذِّكْرَىٰ [٨٩:٢٣]



يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي [٨٩:٢٤]
Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.
Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini". (QS. Al Fajr : 23-24).

Itulah sebabnya agama kita memerintahkan kita untuk meninggalkan perbuatan sia-sia.  Bahkan, seorang yang menjaga agamanya, ia akan berusaha untuk sesedikit mungkin melakukan hal-hal yang mubah, sekalipun boleh, untuk dapat memperbanyak melakukan yang wajib dan sunnah. 

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya:

 “Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya".”(Hadits hasan. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan selainnya seperti itu). Hadits di ini merupakan salah satu prinsip adab dan etika mulia dalam Jami’ul 'Ulum wal-Hikam (I/288). 

Disinilah pentingnya kita menyusun prioritas amal.  Amal-amal wajib kita jalankan dengan sempurna.  Amal-amal sunnah kita perbanyak, amal-amal mubah kita cukupkan dengan seperlunya saja, dan amal-amal yang makruh dan haram kita tinggalkan.  Insya Allah, dengan kita menjaga diri dari perbuatan sia-sia, kita akan terhindar dari mengerjakan yang haram dan terjaga dari kerugian dunia.

Maka, daripada kita menghabiskan waktu untuk mendengar lagu, kenapa tidak untuk mendengar dan mengkaji Al Qur’an?  Chating dan sms kita jadikan sarana dakwah untuk menyampaikan ajaran agama.  Browsing kita jadikan sarana meningkatkan kualitas keilmuan kita.  Ngabuburit kita isi dengan menyambung ukhuwah, atau tadarus dan mengkaji agama.  Insya Allah dengan demikian perbuatan kita bernilai pahala. Kepada Allah kita memohon ampunan dan petunjuk. wallaahu a'lam

Jumat, 06 September 2013

BANGUN TIDUR MIKIRIN APA???



Kalau pertanyaan tadi saya lontarkan ke teman teman pasti macem macem versi jawabannya. Tergantung mood bisa jadi. Ada yang jawab mikirin tugas kuliah, mikirin kerjaan numpuk di kantor, mikirin utang, mikirin mau masak apa, paling parah kalau mikirin si doi lagi ngapain ya. Yup, semua yang dipikirin tadi banyak diantaranya yang lebih berorientasi pada diri sendiri, duniawi dan kemaslahatan pribadi. 

Apa kata Nabi SAW tentang ini? Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadith bahwa, 

“ Barangsiapa yang bangun di pagi hari namun hanya dunia yang dipikirkannya, shg seolah olah dia tdk melihat hak Allah dalam dirinya maka Allah akan menanamkan 4 penyakit dalam dirinya:  kebingungan yang tiada putusnya,kesibukan yang tidak ada ujungnya,kebutuhan yang tidak terpenuhi  dan keinginan yang tidak tercapai”. ( HR Ath Thabrani).

Intinya pagi pagi sudah galau. Apalagi kalau bangunnya kesiangan, lebih parah lagi. Sebenernya kehidupan itu  tidak melulu soal kita. Ga dipungkiri saat ini memang hidup penuh kompetisi, Peluang satu diperebutkan oleh ratusan orang, bahkan ada sebuah survey yang menyatakan 10 persen kekayaan  negara ini dinikmati 90 % penduduk dan 90% kekayaan dikuasai 10% penduduk. Ga adil memang. Ngerinya kebanyakan dari kita menikmati yang 10% tadi. Kenyataan yang begini ini yang bikin kita lupa bahwa Allah lah sang Pemberi rizki manusia. Kesalahan pengelolaan dan distribusilah yang membawa kepada keadaan demikian, dan itu tugas para petinggi negara ini atas rakyatnya. Bisa mimpin gak? Ingat  pemimpin itu akan dimintai tanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.” Wal amiiru alannaasi ra’in wahuwa mus’uulun ‘an ra’iyyatihi” 

Well, back to us, Islam telah memberikan petunjuk soal ini. Bagi orang orang yang beriman, soal mikir pagi hari nih ada ketentuannya loh. Subhanallah soal gini juga dibahas ya dalam islam. Luar biasa lengkapnya islam tuh. Dalam sebuah riwayat disebutkan,

” Barangsiapa yang bangun di pagi hari dan tidak memikirkan urusan ummat ( islam), maka dia bukan termasuk golongan mereka”.

Nah loh, Bangun tidur bagi seorang muslim adalah saat paling fresh, tentunya jika tidurnya benar sesuai ketentuan shariah ya. Tidurnya bener, berdoa, di awali muhasabah, dan hatinya terpaut kepada Allah. Kalau tidur sudah diawali dengan galau, ga sempet berdoa, ya bisa jadi bangunnya gegara mimpi buruk lah. Kondisi fresh sehabis tidur adalah saat paling produktif untuk berfikir jernih. 

Seorang muslim dan mukmin dalam kondisi tersebut sangatlah baik jika mengawali aktivitas berfikirnya dengan syukur dan menetapkan target apa yang bisa ia kontribusikan untuk ummat. Sudahkah keluargaku menetapi shalat, istiqomah dalam iman. Apakah teman temanku saat ini sudah membiasakan diri dengan ibadah qiyamullayl, apakah saudaraku di lain tempat sudah mendapat pencerahan dengan islam, apakah yang bisa kulakukan hari ini agar hukum Allah bisa ditegakkan di muka bumi ini? Apa yang bisa kulakukan hari ini agar halal menjadi lifestyle masyarakat, apa yang bisa kuberikan untuk saudaraku di tempat kerja agar kehidupan mereka mengikuti aturan Allah, daan segala pernak pernik persoalan umat yang kita bisa berkontribusi di dalamnya. Banyak sekali persoalan ummat yang memerlukan uluran tangan kita. 

Sungguh jika masing masing dari kita memiliki pemikiran skala ummat, inshaaAllah kebaikan dan kebangkitan umat ini tidk akan lama lagi. Kita akan kembali menjadi ummat terbaik, menjadi pemimpin peradaban, bukan membebek peradaban sampah barat yang tidak sesuai shariah Allah.Bukan peradabannya orang orang yang merasa keren dengan performance fisik mereka apalagi terjerumus dalam kontes kontes maksiat yang sama sekali tidak menghargai martabat kita sebagai muslim. Cukuplah persoalan ummat di belahan bumi lain itu sebagai pelajaran berharga, betapa agama Allah ini harus sesegera mungkin di selamatkan.

“ Jika kalian menolong agama Allah, maka Allah akan menolong kalian dan akan meneguhkan kedudukan kalian”

Wallaahu a’lam

Rabu, 04 September 2013

Betapa Berharganya Umur Manusia



Seorang yang akan bepergian jauh tentu akan mempersiapkan bekal dengan sebaik-baiknya dan perbekalan yang cukup. Ambil contoh seseorang yang hendak melakukan perjalanan haji, tentulah ia akan mempersiapkan bekal yang cukup dan mengumpulkan bekal yang cukup lama, yang mana ibadah haji hanya berlangsung sebentar saja, hanya beberapa hari. Sama juga seorang yang hendak menikah akan mempersiapkan bekal pernikahan dan biaya pernikahan yang itu terkadang didapat setelah ia bekerja keras dan lama mengumpulkannya.

 Lalu yang menjadi buah pertanyaan bagi kita, sudahkah kita mempersiapkan perbekalan untuk suatu perjalanan yang tiada akhirnya? Yakni perjalanan akhirat. Dunia ini tidak lain hanyalah tempat singgah sementara, yang mana manusia akan melanjutkan perjalanannya kenegeri akherat yang tiada akhirnya.

Maka sudah semestinya kita mempersiapkan perbekalan untuk kehidupan panjang yang tiada akhirnya. Allah berfirman,
يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِما تَعْمَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaknya setiap diri memperhatikan tentang apa yang akan diperbuat olehnya untuk esok hari (akherat). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang engkau kerjakan.” (Al-Hasyr: 18)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Hisablah diri kalian sebelum dihisab, perhatikanlah tentang apa yang sudah kalian simpan dari amal shalih untuk hari kebangkitan. Serta (hal-hal) yang dinampakkan kepada Rabb kalian.”

Namun amat sangat disayangkan masih ada sebagian kaum muslimin yang berprinsip, baru akan memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah setelah berusia senja, setelah pensiun, atau purna tugas, padahal dia tidak tahu umur berapa ia akan meninggal.

Bersegeralah Dalam Beramal

Mumpung masih muda mas puas-puasin aja dan nikmati masa muda, kan gampang setelah tua nanti baru sadar.” Inilah ucapan yang acap kali kita dengar dari orang-orang yang bergelimang dengan maksiat dan jauh dari ketaatan. Padahal tahukah dia kalau umurnya bakalan panjang? Apakah punya rekomendasi dari Allah dengan tanda tangan malaikat yang menyatakan umurnya bakal panjang? Kalau seandainya ia ditakdirkan panjang apakah ada jaminan bahwa dia akan sadar? Atau justru malah makin tua makin menjadi maksiatnya?! Allah ta’ala berfirman,

وَما تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَداً وَما تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Dan tiada seseorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakan untuk hari esok. Dan tiada seorang pun yang mengetahui dibumi mana dia akan mati. Sesunguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.” (Luqman: 34)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Sesungguhnya banyak berangan-angan adalah modalnya orang-orang yang bangkrut.”
Abdullah bin Umar berkata,

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ المَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

“Apabila engkau berada diwaktu sore janganlah menunggu (menunda beramal) diwaktu pagi. Dan jika berada diwaktu pagi, janganlah (menunda beramal) diwaktu sore. Gunakanlah masa sehatmu untuk masa sakitmu, dan hidupmu untuk matimu.

Maka janganlah lewatkan kesempatan hidup ini sebelum datangnya kematian. Allah berfirman,

حَتَّى إِذا جاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قالَ رَبِّ ارْجِعُونِ

لَعَلِّي أَعْمَلُ صالِحاً فِيما تَرَكْتُ كَلاَّ إِنَّها كَلِمَةٌ هُوَ قائِلُها وَمِنْ وَرائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada salah seorang dari mereka, dia berkata: ‘wahai Rabku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat beramal shalih terhadap apa yang telah aku tinggalkan.’sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu hanyalah perkataan yang diucapkan saja.” (Al-Mu’minun: 99-100)

Umur Akan Dimintai Pertanggung Jawaban

Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, jika berlalu maka ia tidak akan kembali lagi. Setiap kali waktu bergulir, maka semakin dekatlah ajal kita. Dan umur adalah nikmat yang akan dimintai pertanggungjawaban disisi Allah. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

لَا تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى يَسْأَلَهُ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ، وَمَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ
“Tidak akan bergeser kaki manusia pada hari kiamat dari sisi Rabnya sehinga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya untuk apa ia pergunakan, masa mudanya untuk apa ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia infakkan, dan tentang ilmunya apa yang ia amalkan (darinya).

Manfaatkanlah nikmat umur ini untuk beramal
Amat banyak orang-orang yang melewati harinya dengan hura-hura, foya-foya dan perbuatan sia-sia. Bahkan banyak diantara mereka yang manjadikan umurnya untuk ajang berbuat dosa dan kemurkaan Allah. Dia tidak mau memanfaatkan umurnya sebagai bekal di akherat atau tidak mau memanfaatkan umurnya utuk mengisi sesuatu yang bermanfaat dalam dunianya. Seolah olah keadaannya mengatakan hidup itu Cuma sekali didunia saja maka manfaatkanlah untuk foya-foya. Tidak ada yang terbayang didalam benaknya kecuali menuruti hawa nafsunya. Maka kondisi orang yang seperti ini seperti binatang ternak bahkan lebih jelek. Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ

“(Ada) dua nikmat  yang kebanyakan orang tertipu olehnya, yaitu nikmat sehat, dan waktu senggang

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam juga bersabda
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: masa hidupmu sebelum matimu, masa sehatmu sebelum sakitmu, masa senggangmu sebelum masa sibukmu, masa mudamu sebelum tuamu, dan masa kayamu sebelum,masa fakirmu.
Berkata Al-Munawi, “Lakukanlah lima perkara sebelum datang lima perkara. “Hidupmu sebelum matimu” yakni pergunakanlah (hidupmu pada) hal-hal yang akan memberikan manfaat setelah matimu, karena orang yang telah mati telah terputus amalannya, pupus harapannya, datang penyesalannya serta beruntun kesedihannya. Maka gadaikanlah dirimu untuk kebaikanmu. “Dan masa sehatmu sebelum sakitmu” yakni manfaatkanlah (kesempatan) senggangmu didunia ini sebelum disibukkan dengan kedahsyatan hari kiamat yang awal persinggahannya adalah alam kubur. Manfaatkanlah kesempatan yang diberikan, semoga kamu selamat dari siksa dan kehinaan. “Dan masa mudamu sebelum masa tuamu”, yakni lakukan ketaatan saat kamu mampu sebelum datang usia tua menghinggapimu., sehingga engkau akan menyesali perbuatan yang telah engkau sia-siakan dari kewajiban terhadap Allah ta’ala. “Dan masa kayamu sebelum masa faqirmu” yakni ,memanfaatkan dengan bersedekah atas kelebihan hartamu sebelum engkau jatuh kena musibah yang menjadikanmu faqir, (jika demikian) maka engkau akan menjadi faqir di dunia dan di akherat. Kelima hal ini tidak diketahui kadar besarnya kecuali setelah hilang.”

Betapa berharganya waktu yang kita miliki..