Seorang yang akan bepergian jauh tentu
akan mempersiapkan bekal dengan sebaik-baiknya dan perbekalan yang cukup. Ambil
contoh seseorang yang hendak melakukan perjalanan haji, tentulah ia akan
mempersiapkan bekal yang cukup dan mengumpulkan bekal yang cukup lama, yang
mana ibadah haji hanya berlangsung sebentar saja, hanya beberapa hari. Sama
juga seorang yang hendak menikah akan mempersiapkan bekal pernikahan dan biaya
pernikahan yang itu terkadang didapat setelah ia bekerja keras dan lama
mengumpulkannya.
Lalu yang menjadi buah pertanyaan bagi kita, sudahkah kita
mempersiapkan perbekalan untuk suatu perjalanan yang tiada akhirnya? Yakni
perjalanan akhirat. Dunia ini tidak lain hanyalah tempat singgah sementara,
yang mana manusia akan melanjutkan perjalanannya kenegeri akherat yang tiada
akhirnya.
Maka sudah semestinya kita mempersiapkan perbekalan untuk kehidupan panjang yang tiada akhirnya. Allah berfirman,
يا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِما تَعْمَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah, dan
hendaknya setiap diri memperhatikan tentang apa yang akan diperbuat olehnya
untuk esok hari (akherat). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
maha mengetahui apa yang engkau kerjakan.” (Al-Hasyr: 18)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Hisablah
diri kalian sebelum dihisab, perhatikanlah tentang apa yang sudah kalian simpan
dari amal shalih untuk hari kebangkitan. Serta (hal-hal) yang dinampakkan
kepada Rabb kalian.”
Namun amat sangat disayangkan masih ada
sebagian kaum muslimin yang berprinsip, baru akan memperbanyak ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah setelah berusia senja, setelah pensiun, atau
purna tugas, padahal dia tidak tahu umur berapa ia akan meninggal.
Bersegeralah Dalam Beramal
Mumpung masih muda mas puas-puasin aja dan nikmati masa muda, kan gampang setelah tua nanti baru sadar.” Inilah ucapan yang acap kali kita dengar dari orang-orang yang bergelimang dengan maksiat dan jauh dari ketaatan. Padahal tahukah dia kalau umurnya bakalan panjang? Apakah punya rekomendasi dari Allah dengan tanda tangan malaikat yang menyatakan umurnya bakal panjang? Kalau seandainya ia ditakdirkan panjang apakah ada jaminan bahwa dia akan sadar? Atau justru malah makin tua makin menjadi maksiatnya?! Allah ta’ala berfirman,
وَما تَدْرِي نَفْسٌ
مَاذَا تَكْسِبُ غَداً وَما تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ
عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Dan tiada seseorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakan untuk hari esok. Dan tiada seorang pun yang mengetahui dibumi mana
dia akan mati. Sesunguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.” (Luqman: 34)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Sesungguhnya banyak berangan-angan adalah modalnya orang-orang yang bangkrut.”
Abdullah bin Umar berkata,
إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ
تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ المَسَاءَ، وَخُذْ
مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
“Apabila engkau berada diwaktu sore janganlah menunggu (menunda beramal)
diwaktu pagi. Dan jika berada diwaktu pagi, janganlah (menunda beramal) diwaktu
sore. Gunakanlah masa sehatmu untuk masa sakitmu, dan hidupmu untuk matimu.
Maka janganlah lewatkan kesempatan hidup
ini sebelum datangnya kematian. Allah berfirman,
حَتَّى إِذا جاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قالَ رَبِّ ارْجِعُونِ
لَعَلِّي أَعْمَلُ
صالِحاً فِيما تَرَكْتُ كَلاَّ إِنَّها كَلِمَةٌ هُوَ قائِلُها وَمِنْ وَرائِهِمْ
بَرْزَخٌ إِلى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga
apabila datang kematian kepada salah seorang dari mereka, dia berkata: ‘wahai
Rabku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat beramal shalih terhadap apa
yang telah aku tinggalkan.’sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu hanyalah
perkataan yang diucapkan saja.” (Al-Mu’minun: 99-100)
Umur Akan Dimintai Pertanggung Jawaban
Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga,
jika berlalu maka ia tidak akan kembali lagi. Setiap kali waktu bergulir, maka
semakin dekatlah ajal kita. Dan umur adalah nikmat yang akan dimintai
pertanggungjawaban disisi Allah. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam
bersabda,
لَا تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ
آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى يَسْأَلَهُ
عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ،
وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ، وَمَا عَمِلَ فِيمَا
عَلِمَ
“Tidak akan bergeser kaki manusia pada hari kiamat dari sisi Rabnya sehinga
ditanya tentang lima hal: tentang umurnya untuk apa ia pergunakan, masa mudanya
untuk apa ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia
infakkan, dan tentang ilmunya apa yang ia amalkan (darinya).
Manfaatkanlah nikmat umur ini untuk beramal
Amat banyak orang-orang yang melewati
harinya dengan hura-hura, foya-foya dan perbuatan sia-sia. Bahkan banyak
diantara mereka yang manjadikan umurnya untuk ajang berbuat dosa dan kemurkaan
Allah. Dia tidak mau memanfaatkan umurnya sebagai bekal di akherat atau tidak
mau memanfaatkan umurnya utuk mengisi sesuatu yang bermanfaat dalam dunianya.
Seolah olah keadaannya mengatakan hidup itu Cuma sekali didunia saja maka
manfaatkanlah untuk foya-foya. Tidak ada yang terbayang didalam benaknya
kecuali menuruti hawa nafsunya. Maka kondisi orang yang seperti ini seperti
binatang ternak bahkan lebih jelek. Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ
فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
“(Ada) dua nikmat yang kebanyakan orang tertipu olehnya, yaitu nikmat
sehat, dan waktu senggang
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam
juga bersabda
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ
خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ
قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: masa hidupmu
sebelum matimu, masa sehatmu sebelum sakitmu, masa senggangmu sebelum masa
sibukmu, masa mudamu sebelum tuamu, dan masa kayamu sebelum,masa fakirmu.
Berkata Al-Munawi, “Lakukanlah lima perkara
sebelum datang lima perkara. “Hidupmu sebelum matimu” yakni pergunakanlah
(hidupmu pada) hal-hal yang akan memberikan manfaat setelah matimu, karena
orang yang telah mati telah terputus amalannya, pupus harapannya, datang
penyesalannya serta beruntun kesedihannya. Maka gadaikanlah dirimu untuk
kebaikanmu. “Dan masa sehatmu sebelum
sakitmu” yakni manfaatkanlah (kesempatan) senggangmu didunia ini sebelum disibukkan
dengan kedahsyatan hari kiamat yang awal persinggahannya adalah alam kubur.
Manfaatkanlah kesempatan yang diberikan, semoga kamu selamat dari siksa dan
kehinaan. “Dan masa mudamu sebelum masa
tuamu”, yakni lakukan ketaatan saat kamu mampu sebelum datang usia tua
menghinggapimu., sehingga engkau akan menyesali perbuatan yang telah engkau
sia-siakan dari kewajiban terhadap Allah ta’ala. “Dan masa kayamu sebelum masa
faqirmu” yakni ,memanfaatkan dengan bersedekah atas kelebihan hartamu sebelum
engkau jatuh kena musibah yang menjadikanmu faqir, (jika demikian) maka engkau
akan menjadi faqir di dunia dan di akherat. Kelima hal ini tidak diketahui
kadar besarnya kecuali setelah hilang.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar