"Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan
dimintai pertanggungjawabannya"
Hari ini saya dapat cerita menarik tentang sebuah organisasi yang berorientasi akhirat dan
berisi orang orang yang “katanya” peduli dengan kemajuan ummat ini namun gerak
yang dilakukan beberapa anggotanya sangat minimalis ( mungkin lagi musim model minimalis ya).
Terkesan sambil lalu dan ga serius. Ada beberapa orang dari mereka berasal dari
kalangan si sibuk, dengan banyak kegiatan kantor yang padat dan ada juga yang
berasal dari kalangan si santai alias banyak waktu luangnya. Tapi simpulan saya dari beberapa pengamatan, tampak bahwa sibuk atau santai
ternyata hampir tak berbeda influence-nya terhadap aktivitas mereka. Yang
santai ada saja alasan untuk tidak optimal, yang sibuk sama juga alasannya
banyak.Yang santai alasannya ga ada dana buat jalan koordinasi yang sibuk
alasan tidak punya waktu. Padahal intinya sama, ga serius, ga meluangkan waktu
khusus dan ga niat.
Ini terbukti dengan adanya seorang anggota berprofesi tenaga medis yang berada di top management sebuah Rumah Sakit Negri, sibuk luar biasa namun sangat amanah. Bahkan menjadikan teman kerja sebagai partner dakwah, stafnya sebagai objek dakwah dan tidak segan segan menjalin sinergi dengan aktivis organisasi lain di lingkup Pemkab. Dan ada juga anggota yang terlihat tidak bekerja, memiliki dua putra yang sudah tidak merepotkanpun tetap saja tidak sanggup keluar rumah meski hanya untuk menuntut ilmu.
Saya jadi ingat sebuah notes,’” ketika muda kita banyak
tenaga dan waktu, tapi sedikit uang.
Ketika dewasa, kita punya banyak tenaga, uang tapi tidak punya waktu, ketika tua, kita punya banyak
waktu, uang tapi tidak ada tenaga”. Apa yang sempurna dalam hidup di dunia fana
ini? Tidak ada. Artinya kita tidak akan pernah berbuat kebajikan jika menunggu
kesempurnaan. Termasuk dalam hal melaksanakan amanah.Baik itu amanah pekerjaan
yang dibebankan kantor atau tempat bekerja, amanah sebagai pemimpin rumah
tangga, amanah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, amanah tugas kuliah,
amanah lain dalam hal ini tidak akan ada sikon yang benar benar pas untuk kita
menyelesaikannya dengan baik. Terkadang kita harus melaksanakan amanah tersebut
ditengah banyaknya ujian hidup, sedikitnya sumber daya, kesibukan yang tiada
habisnya. Benar jika di sebutkan "Al wajaba aktsaru minal auqaat”, (
kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang diberikan.
Maka menunda waktu
mengerjakan amanah, asal asalan atau minimalis dalam menjalankan amanah,
prioritas prioritas yang tidak tepat itu semua merupakan penyakit yang harus
sesegera mungkin ditinggalkan. Kita mesti jeli dengan diri kita sendiri, tidak
membandingkannya dengan orang lain apalagi jika orang lain itu lebih malas
daripada kita. Yang paling paham tugas kita harusnya ya kita sendiri, yang
paling bisa menentukan prioritas juga
harusnya kita sendiri, yang menetapkan target sekuat kemampuan ya kita sendiri
juga.
Jika untuk mengejar dunia yang fana saja kita berupaya maksimal, kenapa untuk mengejar akhirat yng sifatnya kekal, kita malah bersantai ria? Setiap kita adalah pemimpin, kitalah yang memimpin diri kita untuk optimal dalam kerja baik kerja duniawi maupun kerja akhirat.Setiap apa yang ada pada kita adalah amanah.kecerdasan itu amanah, kesehatan itu amanah, waktu, tenaga, harta juga amanah, bahkan islam yang kita peluk ini juga amanah. Setiap nikmat adalah amanah dan setiap amanah akan ditanyakan.di pengadilan akhirat nanti.Jadi sudah seyogyanya, amanah itu kita jaga dan manfaatkan sesuai perintahNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar