“Sesungguhnya Allah
telah membeli dari orang orang mukmin, jiwa dan harta mereka ( dengan dibayar)
dengan surga bagi mereka “
Belajar itu sepanjang hidup.
Memperbaiki diri juga tak kenal istirahat. Karena setiap aspek dalam diri
selalu saja ada titik kelemahan dan kekurangan. Tidak ada manusia yang sempurna
dan ujug ujug jadi manusia tanpa cela.Wajar, namanya juga manusia, ilmunya
hanya semisal seujung jari yang dicelupkan ke dalam samudera, hanya air yang
menempel diujung jari itulah yang dimiliki manusia.
Makin dalam ia mempelajari ilmu,
makin banyak sisi yang belum ia ketahui. Subhanallah betapa luasnya ilmu Allah.
Oleh karena itu tidak ada diantara kita yang layak sombong seberapapun titipan
yang Allah karuniakan kepada kita. Semua kelebihan yang ditampakkan dihadapan
manusia itu sesungguhnya hanya aib yang ditutup oleh Nya.
Tidak ada yang lebih beruntung,
selain orang orang yang bertekad sempurna untuk terus memperbaiki dirinya.
Tekad itu laksana air mendidih di dalam periuk, mampu memotivasi mereka untuk
melakukan kerja kerja besar setiap pagi dan petang. Imam Syafi’i rahimahullah berkata, “ Istirahatnya seorang (
mukmin) itu adalah satu bentuk kelalaian”.
Nah tekad yang sempurna itu
seperti apa ya? Ibnu al Qayyim rahimahullah menggambarkannya dengan sangat baik
dalam buku beliau Thariq al Hijratayn wa Bab
as Sa’adatayn, beliau berkata:
“ Diantara manusia ada orang yang
berjalan menuju Allah di setiap tempat dan sampai kepada-Nya dari semua jalan. Ia
menjadikan akivitas ibadahnya sebagai poros hatinya dan fokus penglihatannya.
Ia mencari aktivitas ibadah itu dimana saja ia berada dan berjalan bersamanya
kemana saja aktivitas ibadah
berjalan. Setiap kelompok diberi tanda
khusus. Dimana saja ibadah berada, orang tersebut Anda lihat disitu. Jika
ibadah itu berbentuk ilmu, Anda mendapatinya bersama orang yang berilmu. Jika
ibadah itu berbentuk jihad, Anda menemukannya bersama barisan para mujahid. Jika
ibadah itu berbentuk shalat, Anda menemukannya berada bersama dengan orang yang
menunaikan shalat secara khusyu.Jika ibadah berbentuk dzikir, Anda menemukannya
bersama orang orang yang berzikir. Jika ibadah berbentuk perbuatan baik, Anda
menemukannya bersama dengan orang yang berbuat baik. Jika ibadah berbentuk
cinta, Anda menemukannya bersama orang yang mencintai Allah dan bertaubat
kepada-Nya.Ia selalu bersama ibadah, dimana saja ibadah hendak pergi.Ia
berjalan kepadanya dimana saja ibadah berjalan.Jika ditanyakan kepadanya,”Amal
perbuatan apa yang anda inginkan?” Ia menjawab,”Aku ingin melaksanakan perintah
Tuhanku, menunaikannya, merasa selalu diawasi-Nya saat itu .Menghadap kepada-Nya
dengan ruh, hati dan badan. Aku telah menyerahkan barang kepada-Nya dan
sekarang aku menunggu pembayaran dari- Nya”.
Inspiratif sekali ungkapan
beliau. Berusaha memperbaiki diri dari segala aspek dan tidak mengkhususkan
hanya dari satu sisi saja.
Yuuk, terus memperbaiki diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar