“DAN SIAPAKAH YANG
LEBIH BAIK PERKATAANNYA DARIPADA ORANG ORANG YANG MENYERU KEPADA ALLAH, DAN
BERAMAL SHOLEH DAN MENGATAKAN SESUNGGUHNYA KAMI TERMASUK ORANG ORANG YANG BERSERAH
DIRI”
Usianya 45 tahun, seorang ibu berputra dua.Beliau mengidap
penyakit jantung. Entahlah, gaya hidupnya sehat, sekali waktu saya bertandang
ke rumah beliau yang asri di Mojokerto, selalu saja hidangan bermenu spesial
beliau siapkan manis dimeja makan yang unik.Ada bening bayam, ikan goreng,
nugget tahu, ayam balado, sambel tomat dan kerupuk.hmm yummy, apalagi sedang
puasa gini, bayanginnya asyik juga.Beliau juga rajin menanam tanaman obat di
halaman rumah yang tak terlampau luas, tak lupa buah buah tabulampotpun turut
menyemarakkan teras berlantai merah itu. Hidupnya penuh ujian, beberapa kali
dalam perjalanan dakwahnya beliau tertimpa musibah kecelakaan, dan tidak pernah
sekalipun saya lihat wajahnya murung. Always energik seolah menyimpan beribu
megawatt energinya.”kalau saya dakwah, saya langsung sembuh”, tegasnya sambil
tersenyum. Putrinya tak jarang ditinggalkannya untuk tugas dakwah yang tidak
dekat, kadang ke papua, ujungpandang, aceh dan beberapa tempat yang memerlukan
waktu tak hanya sehari di tempuh.Saya belajar banyak dari beliau bagaimana cara
memanajemen pendidikan putranya hingga tidak ada satupun yang terlantar. Tetap cerdas,
santun dan shalihah.
“Dakwah itu bikin awet muda”. Ah, itu teori dari mana? Itu teori
saya. Teori yang saya buat karena melihat realitas betapa besarnya kekuatan
ruhiyah. Jika pada usia dewasa manusia kebanyakan merasa cukup dengan kemapanan
material, maka para pengemban dakwah lebih sibuk dengan update ilmu dan
realitas masyarakat. Pikirannya tidak pernah mati, semangat berbaginya tak
pernah terhenti.Dia akan fleksibe sekali dalam bergaul, masuk keorang tua
nyambung dan nyaman, masuk ke remajapun asyikin ajah. Kenapa gitu? Yah karena
dia tidak pernah ketinggalan berita.Ilmunya banyak karena dia terdorong untuk
mencari demi dibagi kembali. Tujuannya kekal menuju keabadian, sehingga tak
kecewa dengan sementaranya kegagalan. Tidak terhenti dengan ujian karena yakin
setiap sakit akan dibalas dengan pahala.” Inna ma’al usri yusran, Sesungguhnya
bersama kesulitan itu ada kemudahan”. Semangatnya tidak padam,sehingga
sekalipun usianya sudah jauh puluhan semangatnya masih belasan.Pantesan, wajahnya 10 tahun lebih muda dari usianya.Ga perlu cream anti aging atau operasi plastik, cukup air wudlu saja.
Dakwah itu bikin sehat. Yah karena ketika dilanda sakit dia
berfikir ” Sakit boleh, tapi jangan lama lama. kalau aku sakit terus dakwahku
bisa ga jalan, bagaimana ummat nanti? So aku harus sehat”. Tidak ada agenda
manja dengan penyakit yang diderita, apalagi sampai trauma atau merana. Allah
Maha Mencukupkan urusannya.
Dakwah itu bikin kaya. Ya, karena ketika ditimpa kesulitan
dana , seorang pengemban dakwah akan berfikir, kalau aku ga ada dana, aku ga
bisa dakwah. Bagaimana ummat nanti. Maka dia akan memutar otak agar bisa
memperoleh rizki yang halal demi setiap kewajibannya terlaksana.Keyakinannya
bahwa Allah maha pemberi rizki membuatnya tidak berputus asa dari usaha yang
benar.Tak terbersit sedikitpun dalam hatinya untuk menempuh jalan haram demi
memperoleh karuniaNya. Allah Maha Kaya.
Dakwah itu bikin pede. Dakwah adalah menyampaikan. Agar bisa
menyampaikan, seorang pengemban dakwah harus belajar public speaking.Harus
rajin berinteraksi dengan masyarakat, harus tahan dengan cemoohan dan celaan. “
Ah, anak kecil mau dakwah sama orang tua, ga pas, masih bau kencur”. “Ah sarjana
kok mau mendakwahi doktor, ga level; "ah belum nikah kok menceramahi ibu ibu, ga
kompeten”; “Ah ga punya duwit ko mau dakwah sama pengusaha sukses, nekad amat?”;
“Ah rakyat jelata ko mau mendakwahi penguasa, mimpi kali yee, coba kalo dia
yang duduk jadi penguasa bakalan beda tuh”. Banyak deh kalau mau bikin kuping
panas mah. Semua itu sebenarnya Cuma bisikan syaitan yang ingin menjerumuskan
manusia kedalam kerusakan.Memang dakwah butuh ilmu, tapi dakwah juga butuh
keberanian.Pengemban dakwah akan melalui itu semua demi sebuah idealisme, yaitu kemaslahatan
ummat.
Sungguh benar jika dakwah ibarat darah yang mengalir dalam
tubuh manusia.Dia memberi energi bagi tubuh karena mengalir dengan membawa
nutrisi terbaik bagi setiap bagian tubuh, membawa oksigen agar tubuh tetap
segar, kembali ke jantung dengan membawa kotoran untuk di bersihkan
kembali.Rupanya dalam setiap mekanisme yang Allah buat selalu terdapat pelajaran
bagi manusia yang mau berfikir.
Bukankah dakwah juga begitu? Dia membawa
petunjuk dari Allah untuk kemaslahatan hidup manusia? Bukankah dengan seruannya
manusia bisa mengenal hidup lebih hidup, lebih maju dan mulia? Bukankah dakwah
selalu membersihkan setiap kotoran pemikiran dan perilaku rusak ummat agar
mereka selalu kembali ke jalan yang lurus?. Maka siapa lagi yang lebih baik
daripada para pengemban dakwah yang selalu menyeru kepada Allah, beramal shaleh
dan mengatakan sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri?
Setiap kita berkesempatan menjadi pengemban dakwah, asal
tahu ilmunya. Ga harus punya banyak massa, ga harus keturunan kyai besar, ga
harus keluarga pejabat. Ga harus. Yang
harus itu, menguasai ilmunya, mengamalkannya dan menyampaikannya.
So, mau awet muda, awet sehat ?jadilah pengemban dakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar