“MENGAGUMKAN SEORANG MUKMIN, JIKA IA MENDAPATKAN KEBAIKAN IA
BERSYUKUR, KETIKA IA MENDAPATKAN MUSIBAH
IA BERSABAR, SABAR DAN SYUKUR ITU SELALU BAIK BAGINYA”
Betapa berharganya sebuah iman. Ia ibarat lentera penerang
bagi kehidupan manusia di dunia. Sandaran vertikal yang kokoh saat hidup
menemukan gelombangnya. Ya, hidup ini tak ubahnya bagaikan berlayar di sebuah
samudera yang setiap saat akan dihadapkan pada cuaca yang tak bersahabat, atau
bisa juga angin yang tenang dan laut yang jernih dengan segala keindahannya.
Rahasia ketenangan dan ketentraman seorang mukmin ada pada
dua hal tadi. Syukur ibarat gas pada kendaraan dan sabar ibarat remnya. Syukur
dan sabar juga berimplikasi pada ketaatan terhadap aturanNya,bukan hanya saat
dihadapkan pada realitas hidup, kenapa? Ya karena menjalankan aturanNya juga
sangat memerlukan kesabaran setelah bersyukur bahwa Allah memberi aturan
tersebut untuk kemaslahatannya.
Betapa besarnya kasih sayang Allah kepada kita. Dia yang
paling paham luar dalamnya anatomi, fisiologis manusia, yang mengendalikan laju
hormon dalam tubuh manusia, yang mengatur pertumbuhan sel sel pada manusia dan
designer otak manusia. Mana mungkin aturanNya ga sesuai dengan tabiat manusia. Dia
lah sang maha creator yang menuangkan
petunjukNya dalam bait bait alquran dan pesan pesan sunnah.
Namun seringkali naik turunnya derajat iman, membuat manusia
merasa paling tahu tentang hakikat dirinya. Mulailah ia menawar aturan itu
dengan aturan yang menurut perasaannya lebih maslahat, lebih manusiawi dan
lebih real.nah karena design dirinya tidak sesuai dengan aturan yang ia buat
tersebut, wajar jika kemudian hatinya protes, hormonnya berontak,sel sel
tubuhnya komplain,perasaannya galau,hilang konsentrasi, gagal fokus, depresi
dan semacamnya. Ujung ujungnya fisiknya pun terganggu,sakit . Makin banyak
manusia yang merasa paham dirinya dan meninggalkan aturan Allah, maka akan
makin banyak gejala penyimpangan sosial, kerusakan struktur dan hubungan
kemasyarakatan.
Tidak berlebihan jika kemaksiatan akan menyebabkan hilangnya
kekhusyu an dalam sholat, malas diajak beribadah, atau paling stress
berat. Saya pernah menemui sebuah kasus beberapa tahun yang lalu, di
sebuah kampus dekat kampus saya IPB, seorang mahasiswi yang melakukan aborsi. Dua
minggu setelah dia melakukan hal terkutuk tersebut, ia depresi dan selalu
menjerit jerit ketika tidur, matanya cekung dan badannya kurus. Pulang ke rumah
orangtuanyapun takut dan terpaksa kami melakukan mental recovery terhadapnya.
Perlu waktu lama untuk menjadikannya normal kembali dan tentu bisa jadi tidak
akan pernah pulih noda yang telah ia goreskan dalam catatan hidupnya itu.Ibarat
orang yang patah tulang, sebagus apapun disambung tulang tersebut, ia tak akan
pernah lagi sekuat saat belum patah.
Maka berfikir seribu kali sebelum memutuskan sebuah
pelanggaran aturan Allah, baik itu haram maupun makruh, karena akibatnya akan
terus dirasakan dan tak mungkin dihapus lagi. Kalau terlanjur? Bertaubatlah dan
bersabarlah dengan akibat yang dirasakan.Selanjutnya, bersyukurlah dengan
kesempatan bertaubat yang telah diberikan. Sabar dan Syukur, selalu baik untuk
orang yang beriman
so, think before you act, or you will regret forever
Tidak ada komentar:
Posting Komentar